Rabu, 20 Agustus 2008

Mereka Yang Menganiaya Diri Sendiri

Semoga Anda tidak termasuk ke dalam golongan mereka ini. Mereka adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri. Mereka mengira hidup ini adalah pesta, hiburan, gelak tawa, canda ria, seks bebas, makan, minum, tidur, pulang dan pergi. Mereka terlalu menyederhanakan hidup ini. Berusaha menikmati singkatnya rentang waktu kehidupan dengan memuaskan gejolak nafsu. Mereka terlena oleh gemerlapnya dunia. Kedipan mata dunia telah memabukkan mereka sehingga lupa bahwa Allah kelak akan meminta pertanggungjawaban mereka. Tiap detik waktu yang mereka lalui, tiap tarikan dan hembusan nafas yang mereka lakukan, akan disidangkan di depan pengadilan Allah Yang Maha Adil.
Mereka adalah orang-orang yang berlibur dan cuti dari aktivitas rutin yang menjadi kewajiban mereka, lalu menggantinya dengan perilaku yang memperturutkan keinginan nafsu. Perintah atasan di tempat kerja yang harus mereka patuhi ditukar dengan ketaatan terhadap perintah nafsu. Waktu libur yang seharusnya mereka gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah justru mereka gunakan untuk melakukan berbagai pelanggaran dan menumpuk keburukan. Mereka lupa bahwa Allah Maha Mengawasi apa pun yang mereka kerjakan. Tiada apa pun yang dapat bersembunyi dari pengawasan Allah.
Bila Anda menyendiri, jauh dari keramaian manusia. Atau Anda mengambil tempat yang sangat gelap, hingga tak ada makhluk yang mampu menembus kegelapan itu, lalu hawa nafsu mendorong Anda untuk berbuat kenistaan, segeralah sadar dan malulah kepada-Nya, karena Dia sesungguhnya dalam posisi memperhatikan Anda. Berserulah Anda pada nafsu itu, “Sesungguhnya Allah yang menciptakan kegelapan itu sedang menatapku!”
Mereka yang menganiaya dirinya adalah yang melupakan saat perjumpaan dengan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang asyik berpesta di bawah kerlap-kerlip lampu night club, yang tenggorokan dan perutnya disirami oleh alkohol, yang berada dalam dekapan orang-orang yang tidak dihalalkan untuknya.
Mereka adalah orang-orang yang melupakan sejarah. Bahwa jauh sebelum masa kehidupan mereka telah ada orang-orang yang berjuang di jalan Allah untuk menumpas segala kemaksiatan terhadap-Nya. Mereka telah melupakan Khalid bin Walid yang berjuang mempertaruhkan jiwa raga demi membinasakan para penyembah berhala di muka bumi ini, dan menggemakan laa ilaaha illallah. Mereka lupa kepada Sa’ad bin Abu Waqqash yang berjuang hingga berhasil mengalahkan Iwan Kisra dan mengumandangkan takbir di kerajaannya. Mereka juga telah melupakan Umar bin Khaththab yang namanya telah menggetarkan para kaisar, bahkan menjadikan mereka pingsan karena gentar pada keberanian dirinya.
Taukah Anda bahwa Umar yang membuat banyak musuh-musuh Allah menjadi gentar itu adalah seorang yang hidup sederhana? Ia hanya mengenakan jubah biasa, makan seadanya dan bertempat tinggal dalam sebuah gubuk kecil. Generasi Umar adalah generasi yang berjuang penuh semangat untuk meninggikan nama Allah. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang diberikan Allah untuk sesuatu yang tak berharga. Mereka tidak pernah mengenal ‘libur’ dan ‘cuti’. Setiap detik yang mereka lalui adalah perjuangan demi memperoleh keridhaan Allah.
Begitu jauhya sikap generasi Umar dengan mereka yang menganiaya diri sendiri. Mereka senantiasa menunggu tibanya saat berlibur. Segala hal yang akan dilakukan dalam liburan telah ada dalam perencanaan. Waktu demi waktu dalam liburan telah ditata sedemikian rupa sehingga tak ada satu detik pun yang luput dari kesenangan. Liburan adalah waktu untuk melupakan segala kepenatan, mengendorkan syaraf-syaraf yang kaku, membebaskan pikiran dari himpitan tugas yang menjenuhkan. Mereka tak memiliki lagi waktu untuk shalat, membaca Al-Quran dan berdzikir kepada Allah. Tak ada lagi waktu yang tersisa untuk itu. Kunjungan ke masjid telah diganti ke tempat-tempat hiburan, bacaan Al-Quran diganti dengan majalah-majalah yang membangkitkan syahwat dan menunjukkan jalan kemaksiatan, majelis-majelis dzikir telah diganti dengan majelis perjudian, mabuk-mabukan, dan perzinahan. Sungguh malang nasib yang menimpa mereka.

Tidak ada komentar: